Hariantekno.co.id – Ancaman penutupan TikTok di Amerika Serikat tidak hanya menjadi isu teknologi dan politik, tetapi juga menciptakan tren baru di kalangan masyarakat. Warga AS kini berbondong-bondong belajar bahasa Mandarin, dengan aplikasi Duolingo menjadi pilihan utama. Fenomena ini menunjukkan bagaimana dinamika geopolitik dapat memengaruhi kebiasaan belajar masyarakat secara signifikan.
TikTok dan Ancaman Penutupannya
TikTok, aplikasi media sosial milik ByteDance, perusahaan berbasis di China, menghadapi tekanan besar dari pemerintah AS. Kekhawatiran terkait privasi data pengguna dan potensi ancaman terhadap keamanan nasional telah memicu Kongres untuk mempertimbangkan larangan total terhadap aplikasi ini. Jika keputusan tersebut diambil, TikTok akan menjadi salah satu aplikasi besar pertama yang dihapus secara paksa dari pasar AS.
Mengapa Mandarin Menjadi Pilihan?
Penutupan TikTok tidak hanya memengaruhi pengguna setianya, tetapi juga menciptakan dampak budaya. Banyak warga AS mulai melihat belajar bahasa Mandarin sebagai cara untuk tetap terhubung dengan budaya China, yang telah menjadi bagian besar dari pengalaman mereka di TikTok.
- Jembatan Budaya:
- TikTok telah memperkenalkan banyak konten berbahasa Mandarin, mulai dari musik populer hingga tren kuliner, yang menarik perhatian warga AS.
- Peluang Ekonomi:
- Dengan posisi China sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia, kemampuan berbahasa Mandarin dipandang sebagai investasi masa depan untuk karier dan bisnis.
- Kesadaran Global:
- Di tengah ketegangan antara AS dan China, banyak orang memilih untuk belajar dan memahami budaya yang berbeda sebagai cara memperluas wawasan mereka.
Peran Duolingo dalam Tren Baru Ini
Duolingo, aplikasi pembelajaran bahasa yang sudah populer, mencatat lonjakan pendaftaran untuk kursus Mandarin di AS sejak isu penutupan TikTok mencuat.
- Peningkatan Pengguna:
- Pendaftaran kursus Mandarin meningkat hingga 40% dalam beberapa minggu terakhir.
- Metode Interaktif:
- Duolingo menawarkan pelajaran berbasis gamifikasi, menjadikannya lebih menarik bagi pemula.
- Aksesibilitas Global:
- Fitur gratis Duolingo memungkinkan siapa saja untuk mulai belajar tanpa kendala biaya.
“Kami melihat tren yang sangat menarik ini, di mana geopolitik memengaruhi pilihan pendidikan pengguna,” kata salah satu juru bicara Duolingo.
Dukungan dari Komunitas TikTok
Banyak kreator TikTok yang sebelumnya aktif membuat konten budaya China kini mempromosikan pembelajaran bahasa Mandarin. Tutorial, rekomendasi sumber daya, dan tips belajar menjadi konten yang viral di platform ini.
“Jika TikTok ditutup, kami ingin memastikan budaya China tetap hidup melalui cara lain,” ujar seorang kreator dengan jutaan pengikut.
Tantangan dan Peluang dalam Belajar Mandarin
- Kesulitan Bahasa:
- Mandarin dikenal sebagai salah satu bahasa tersulit di dunia karena tonalitas dan kompleksitas karakternya.
- Konteks Politik:
- Ketegangan antara AS dan China bisa menjadi hambatan emosional bagi sebagian orang untuk mempelajari bahasa ini.
Namun, banyak orang tetap termotivasi karena manfaat jangka panjang yang bisa diperoleh dari kemampuan berbahasa Mandarin.
Apa yang Bisa Dipelajari dari Tren Ini?
Fenomena ini menunjukkan bagaimana masyarakat merespons perubahan global dengan cara yang kreatif dan produktif. Belajar bahasa tidak hanya menjadi sarana keterampilan, tetapi juga alat untuk mempererat hubungan budaya di tengah konflik politik.
Kesimpulan
Ancaman penutupan TikTok di AS telah memicu gelombang minat baru dalam pembelajaran bahasa Mandarin. Dengan bantuan aplikasi seperti Duolingo, masyarakat melihat peluang untuk tetap terhubung dengan budaya China dan mempersiapkan diri menghadapi peluang global di masa depan. Tren ini membuktikan bahwa di tengah ketegangan geopolitik, masyarakat tetap dapat mencari cara untuk membangun hubungan lintas budaya yang positif.