Hariantekno.co.id – CEO Telegram, Pavel Durov, menyatakan bahwa pencapaian China dalam kecerdasan buatan (AI), seperti yang ditunjukkan oleh DeepSeek, bukanlah hal mengejutkan. Ia mengaitkan kemajuan ini dengan sistem pendidikan China yang kompetitif. Model pendidikan ini mirip dengan sistem Soviet yang menekankan persaingan ketat dan transparansi dalam penilaian akademik.
Faktor Keunggulan AI China
- Sistem Pendidikan Kompetitif
Durov menyoroti bahwa pendidikan di China lebih fokus pada persaingan dan keunggulan dalam matematika serta sains. Sebaliknya, sistem pendidikan di Barat cenderung melindungi perasaan siswa dengan tidak menampilkan nilai secara terbuka. - Strategi AI Berbiaya Rendah dan Efisien
DeepSeek berhasil mengembangkan model AI berperforma tinggi dengan biaya lebih rendah. Model ini menyaingi perusahaan AS seperti OpenAI dan berpotensi mengubah persaingan AI global. - Dampak terhadap Pasar Teknologi
Keberhasilan DeepSeek menyebabkan penurunan signifikan dalam nilai saham perusahaan teknologi AS. Ini menunjukkan bahwa dominasi AI China semakin nyata dan berpotensi terus berkembang.
Tantangan untuk AS
Durov berpendapat bahwa tanpa perubahan besar dalam pendidikan dan teknologi, dominasi China dalam AI akan terus meningkat. Ia menekankan perlunya reformasi agar negara-negara Barat tetap kompetitif dalam inovasi teknologi global.
Keberhasilan DeepSeek bukan sekadar fenomena sesaat. Ini adalah hasil dari strategi pendidikan dan pengembangan teknologi yang terencana dengan baik. Dengan perkembangan ini, persaingan antara China dan AS dalam industri AI diperkirakan akan semakin ketat.